Pekerja sedang menjemur batik |
"Akibat kondisi tersebut, para pengrajin sudah tidak mampu membeli bahan baku batik, sehingga mereka memilih menutup usahanya. Sekitar 114 pengrajin batik kini terancam gulung tikar," katanya.
Ia mengatakan, selain kenaikan harga bahan baku, keterpurukan para pengrajin batik juga karena adanya banjir rob yang melanda daerah setempat.
"Banjir rob yang melanda Kota Pekalongan belum lama ini juga mengakibatkan para pengrajin berhenti berproduksi karena tempat pembatikan tergenang air," katanya kepada Antara.
Menurutnya, saat ini, para pengusaha batik mulai mengurangi produksi dan "merumahkan" para pembatiknya sambil menunggu stabilnya harga bahan baku batik.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Pekalongan, Wismo Adityo mengatakan bahwa melemahnya nilai rupiah terhadap kurs dolar Amerika Serikat adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.
"Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS memang telah berdampak pada kenaikan harga bahan baku. Akan tetapi kami hanya bisa membantu memasarkan dan mempromosikan produk batik," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar